Our social:

Jumat, 25 Mei 2018

Nusantara Untuk Peradaban Dunia


Ahmad Samsyudin | 25 Mei 2018

* Untuk para peminat sejarah Nusantara




Berdasarkan kajian evolusi genetika manusia, Evolutionary tree of Human Y-Chromosome DNA (Y-DNA) jenis manusia yang tersisa di bumi berasal dari Nabi Nuh yang menjadi pangkal percabangan tiga keturunan Nabi Nuh yang selamat dari banjir besar yang terjadi sekitar 13.000 tahun silam, yaitu:

Yafet bin Nuh, kelompok timur yang mendiami Sunda Land (Paparan Sunda) yang menjadi asal muasal bangsa maritim dan agraris dunia. 

Sem bin Nuh, kelompok tengah yang menjadi asal muasal bangsa Yahudi dan kaum nomaden di dunia. 

Ham bin Nuh, kelompok barat yang mendiami daratan gersang Afrika.

Selepas banjir Nuh, Nusantara dihuni oleh anak cucu Yafet bin Nuh yang pernah mencapai peradaban tinggi selama ratusan tahun yang dikenal oleh Plato sebagai Peradaban Antlantik yang menghasilkan banyak emas dan perak. Istananya dikelilingi oleh tembok emas dan pagar dinding dari perak cemerlang dan megah. Peradabannya memukau dunia dengan pelabuhan yang memiliki kapal dengan perlengkapan lengkap. Peradaban Atlantis kemudian hancur diterjang banjir, gempa bumi dan gunung meletus yang terjadi pada tahun 9.600 SM.


Situs gunung Padang dan Sadahurip meninggalkan jejak peradaban Atlantik. Para ahli geolog memperkirakan Gunung Padang sesungguhnya bukan hanya gunung dengan tumpukan batu, tetapi Gedung Padrang dengan susunan batu yang disusun oleh manusia dengan kandungan besi yang sangat tinggi 40% dari bebatuan normal dengan usia 5.500 sampai 11.000 tahun lalu. Situs Gunung Padang menempati area seluas 900 meter persegi 10 kali luas candi Borobudur dan 3 kali tinggi Borobudur. Begitupun dengan situs Gunung Sadahurip yang merupakan piramida raksasa dengan prasasti berhuruf Lemurian.

Kalau ditelusuri fakta geologi tanah Para Hyangan, cekungan Bandung pada zaman dahulu adalah danau purba sejak yang membentang dari Nagrek di sebelah timur sampai Padalarang disebelah barat sekitar 60 km sedangjan dari arah utara keselatan sekitar 40 km yang membentuk sebuah mangkuk ditengah kurungan gunung. Cekungan mangkuk tersebut teryata adalah sebuah kaldera raksasa atau kawah purba dari Gunung Sunda Raksasa yang merupakan puncak tertinggi dari pegunungan Para Hyangan dengan ketinggian 12.525 meter. Ketika gunung ZHUNNDA meletus terjadi letusan super vulkanik yang setara ledakan puluhan nuklir yang meledak secara bersamaan.

Penduduk Atlantis kemudian berpencar keseluruh penjuru bumi dan menjadi leluhur bangsa-bangsa Polynesia di Pasifik, Asia Timur di Taiwan dan daratan China seperti ras Mongoloid dan Altai serta kebarat daratan utama Asia Tenggara yang menjadi leluhur bangsa India dan Persia. Teori DNA yang mengatakan bahwa penduduk Asia Tenggara, Filiphina, Malaysia dan Indonesia berasal dari Taiwan yang bermigrasi pada 4000 tahun yang lalu menjadi terbantahkan, justru penduduk Taiwan yang berasal dari Sunda Land dan bermigrasi ke Taiwan akibat banjir besar karena naiknya permukaan laut setinggi 500 kaki pada 14000- 7.000 tahun SM yang menenggelamkan Sunda Land menjadi selat Sunda, selat Bali, laut Jawa dan selat Malaka. Tenggelamnya Sunda Land menjadi penggerak utama "human diversity" keseluruh dunia dari tanah ibu pertiwi Sunda Land.


Setelah situasi di Sunda Land mulai cukup tenang, sekelompok kecil dari bangsa Sunda Land mulai "pulang kampung". Dan puncaknya mereka datang dalam jumlah besar pada tahun 2.500-1.500 SM yang kemudian dikenal sebagai bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua. Kemudian pada tahun 300 SM datang dalam jumlah besar kelompok bangsa dari Asia Selatan (India) dan Asia Tengah yang dikenal sebagai Deutero Melayu atau Melayu Muda yang membawa pengaruh Hindustan ke Nusantara. 

Karenanya ekspedisi Yunani mencari tanah Atlantik, tanah nenek moyangnya dengan dipandu seseorang dari dinasti Pallawa berhenti di daerah Sunda dan mendirikan kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara di daerah Jawa Barat.

Menurut naskah Wangsakerta, Aki Tirem yang merupakan sesepuh cikal bakal kerajaan Salaka negara, leluhurnya berasal dari Swarnabumi bagian Utara yang sebelumnya tinggal di Langkasungka India. Devawarman yang menjadi pendiri kerajaan Salakanegara dan merupakan leluhur raja-raja Sunda, menikah dengan putri Aki Tirem, Pohaci Larasati berasal dari Dinasti Pallawa India yang pulang kembali ke pangkuan ibu pertiwi di Sunda Land.


Kisah lain adalah Raja Nebukadnezar dari Babilonia (King of Babylon), sekitar 600 SM mengirimkan beberapa ekspedisi ke Timur dengan tujuan untuk mengambil pohon-pohon besar, tanaman merambat, serta benih-benih bunga pilihan untuk untuk ditanam di taman gantung Babylon. Taman gantung tersebut dibangun untuk mengobati kerinduan sang permaisuri Queen Amuhia (630-565 SM) yang merupakan Princess of Medes akan suasana di kampung halamannya di Sunda Land. Anak turun dari Raja Nebukadnezar dengan Ratu Amuhia nantinya seperti Darius, menjadi leluhur raja-raja Persia. Magada menjadi leluhur raja-raja India dan Anusyirwan Adil menjadi leluhur raja-raja Melayu.

Dalam manuskrip Yahudi Kuno, Nabi Sulaiman As ketika membangun kerajaan dan kuil Solomon pada tahun 950 SM mengambilkan banyak emas dari Kerajaan Timur Jauh yang dinamakan Ophir yang kemungkinan betada di Swarnadwipa (Pulau Emas). Bahkan menurut informasi Pusat Kerajaan Minang berada ditengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan di Sumatra seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus dan Pedir. Hal inilah yang menjadi sebab penyebutan Pulau Sumatra dengan Swarna Dwipa atau Pulau Emas. Pulau Sumatra yang masih terhubung dengan Sunda Land pada zaman dahulu menjadi tambang emas yang berlimpah untuk membangun istana dan peradaban Atlantis pada tempo dulu.

0 komentar:

Posting Komentar