Our social:

Latest Post

Rabu, 17 Desember 2014

Seruan Aksi: Jawa Tengah Darurat Tambang!

Oleh: Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng Utara

Bencana Banjarnegara menjadi duka bagi Jawa Tengah di awal musim penghujan ini. Lebih dari delapan puluh keluarga tertimbun tanah dari perbuktian di belakang dusun itu. Bantuan berdatangan untuk mengevakuasi korban atau menyelamatkan mereka yang masih bertahan. Semua orang ingin memperlihatkan bahwa mereka peduli akan bencana ini. 


Namun, ini jelas bukan bencana yang tidak ada penyebabnya. Selain karena faktor alam, tidak sesuainya peruntukan lahan dituding menjadi pemicu longsor. Lagi-lagi ulah manusia menjadi faktor penyebab bencana. Ditengah ini semua, ada hal yang terus saja mengancam dan menjadi penyebab berulangnya bencana yaitu keberadaan tambang!

Menurut data dari BNPB, Jawa Tengah disebut sebagai provinsi dengan tingkat kerawanan bencana paling tinggi dalam sejarah Indonesia. Dalam websitenya BNPB menyebutkan ada ribuan bencana yang teradi di Jawa Tengah. Pun pengelompokan yang dilakukan oleh BNPB masih dalam kategori bencana yang disebabkan oleh alam. Ini belum lagi bencana yang diakibatkan oleh industri pertambangan yang ada di Jawa Tengah. Potensi bencana akibat idustri ini lazim disebut sebagai bencana industri. 


Untuk konteks Jawa Tengah, terdapat banyak penambangan yang akan menyebabkan penambangan menjadi ancaman serius, antara lain pembangunan pabrik semen di Pati, Rembang, Ajibarang, Kebumen, Wonogiri, Blora dan Grobogan. Wilayah-wilayah basis pertanian ingin dirombak sedemikian rupa menjadi lahan tambang setelah selama ini menjadi basis pangan bagi seluruh nusantara. Tak cukup dengan itu, penambangan pasir besi juga terus mengintai di beberapa daerah, antara lain Jepara, Kebumen, Pati, Cilacap dan Purworejo. Daerah basis perikanan terancam pula oleh industri pertambangan. Ini belum lagi kasus-kasu pertambangan yang tidak terpublikasi di media. Dapat dikatakan bahwa saat ini Jawa Tengah darurat tambang.


Argumen penambahan asli daerah (PAD) selalu menjadi alasan bagi para politisi untuk menarik masuk perusahaan-perusahaan tambang itu. Padahal keuntungan yang didapatkan tidak sebanding dengan bencana yang akan didatangkan. Apakah pemerintah memang sengaja untuk memperbesar dana bencana agar menjadi lahan korupsi baru? Ini tidak boleh dibiarkan.


Kami mengajak saudara-saudara untuk terlibat dalam aksi “Jawa Tengah Darurat Tambang!” pada hari Rabu tanggal 17 Desember 2014 untuk aksi pendirian tenda di depan PTUN Semarang dan aksi bersama pada 18 Desember 2014 di depan kantor Gubernur Jawa Tengah mulai pkl 09.00 WIB dengan tuntutan:
 

1. Menuntut hakim PTUN Semarang untuk menolak eksepsi Gubernur Jawa Tengah dalam kasus PT. Semen Indonesia di Rembang.
2. Menuntut gubernur untuk melakukan moratorium penambangan di Jawa Tengah.
3. Menuntut gubernur mewujudkan visi Jawa Tengah sebagai lumbung pangan.
4. Cabut izin lingkungan PT. Semen Indonesia di Rembang karena ditemukan banyak manipulasi data dan prosedur yang penuh kebohongan.
 

Apa yang terjadi di Rembang akan pula terjadi di tempat saudara-saudara sekalian saat penguasa dan pengusaha bersekutu untuk mengeruk kekayaan alam sambil menginjak-injak hak rakyat kecil. Kota-kota yang akan terlibat di aksi ini antara lain Pati, Blora, Rembang, Grobogan, Jepara, Temanggung, Kudus dan Semarang. Untuk kota-kota lain yang akan terlibat silahkan berkoordinasi.
 

Koordinator lapangan: Zaenal (085727149369)
Koordinator umum : Joko Prianto (082314203339)
Sekian. Salam Kendeng!

Minggu, 14 Desember 2014

Kawasan Karst Gombong Selatan Perlu Diselamatkan

Sabtu, 31 Mei 2014

GOMBONG - Perlu waktu puluhan juta tahun untuk membentuk gugusan terumbu karang dan mencuatkannya ke permukaan bumi sebagai pegunungan karst. Sebaliknya, bagi pabrik semen, hanya butuh puluhan tahun untuk menghancurkan dan mengubahnya menjadi mesin uang.

Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang karst Gombong Selatan pada Desember 2004 silam seolah memberi harapan akan keberpihakan pemerintah pada kelestarian ekosistem, keanekaragaman hayati, dan pembangunan berkelanjutan. Setelah sepulih tahun berlalu, gaung yang coba digemakan Presiden yang akan lengser itu pun mulai meredup. Isu pelestarian karst tak dianggap menarik.
”Orang lupa bahwa di balik kawasan karst terdapat cadangan sumber air bersih berbentuk sungai bawah tanah, berbagai flora dan fauna, serta peninggalan arkeologi di beberapa gua tertentu,” kata Ketua Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung Budi Brahmantyo.

Air di balik pegunungan karst ibarat harta karun. Tak semuanya muncul di permukaan dan mudah dijangkau. Membutuhkan penelusuran gua untuk mengetahui dari mana datangnya dan ke arah mana air mengalir. Secara garis besar, air datang dari hujan yang jatuh ke permukaan karst yang berpori dan bercelah. Ada yang membentuk bebatuan gamping melalui proseskarstifikasi. Ada juga yang menetes dan jatuh membentuk danau serta sungai kecil.

Di wilayah Gombong Selatan, Dinas ESDM setempat mencatat sekitar 60 persen batu gamping termasuk karst kelas I dan 30 persen kelas II. Sisanya, 10 persen, masuk dalam kawasan karst kelas III. Karst di kawasan itu juga sangat baik untuk bahan baku pembuatan semen.

Tahun 1997, PT Semen Gombong rencananya akan mendirikan pabrik semen di wilayah itu. Namun rencana itu tertunda sampai saat ini akibat krisis moneter tahun 1998. Keberadaan 122 gua di kawasan karst Gombong selatan, Jawa Tengah itu akan terancam jika pembangunan pabrik semen PT Semen Gombong dilanjutkan.

Kawasan karst ini meliputi kecamatan Rowokele di bagian Utara, kecamatan Buayan di bagian Timur, kecamatan Ayah di bagian Barat, sedangkan bagian Selatan berbatasan langsung dengan pantai Selatan Jawa atau Samudra Hindia. Luasnya sekitar 50.835.025,2 m². (LintasKebumen) 
 

http://juniaminudin.blogspot.com/2014/05/kawasan-karst-gombong-selatan-perlu.html

Rabu, 10 Desember 2014

Gombong Selatan

Kawasan ini terkenal dengan bentukan “cockpit karst” mempunyai gua-gua yang panjang seperti Gua Barat, Gua Jatijajar, Gua Liah, Gua Petruk dan lain-lainnya. Batuan gamping yang berumur Miosen bersifat keras, kompak dan sebafian berlapisan, termasuk jenis murni yang berwarna putih susu samapai kuning pucat. Panjang perbukitan kapur ini mencapai 8 km dan lebar 3 kmdengan luasan mencapai 40 km2.
” Ketinggian mutlak perbukitan karst di Gombong selatan berkisar 300-400 sedangkan ketinggian relatif hanya berkisar 50-150 m. Umur batuan karstnya berasal dari endapan berumur Miosen dengan permulaan karstifikasi pada akhir pliosen (awal Pleistosen). ”
(Balazs, 1968)
Ancaman kawasan ini adalah aktivitas penambangan kapur oleh Semen Gombong yang akan mengancam sumber air bagi kawasan Kebumen dan Cilacap serta daerah lain di sekitarnya namun konon proyek tersebut terhenti terutama dengan dicanangkannya Gombong sebagai kawasan Eko Karst pada Bulan desember 2004 lalu.

Survai fauna gua belum banyak dilakukan, di Gua Petruk dilakukan inventarisasi Arthropoda oleh Suhardjono et al. 2001 diperoleh ada 20 jenis yang terdiri 5 jenis troglobit dan 5 jenis guanobite sisanya dalam katagori troglofil dan troglosen. Gua Petruk mempunyai keanekaragaman jenis paling tinggi terutama dengan ditemukannay beberapa jenis Collembola terutama jenis Cyphoderopsis sp. dan Dermaptera yang banyak ditemukan di permukaan guano (Xeniaria jacobsoni Burr). Kelompok Arachnida yang ditemukan adalah Stygophrynus sp. dan Pseudoscorpion spp.


 sumber https://cavefauna.wordpress.com/karst-areas-of-indonesia/gombong-selatan/